Tahun baru
adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu
tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Tahun Baru pertama kali dirayakan
pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan
sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional
Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.
Dalam
mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli
astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat
dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang
Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat
hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM
dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu
hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari
penyimpangan dalam kalender baru ini.
Tahun
baru adalah saat yang ditunggu – tunggu banyak orang dan dirayakan di penjuru dunia. Dengan berbagai
macam kebudayaan yang sangat beragam setiap negara memiliki cara merayakan
tahun baru yang berbeda – beda. Setiap negara memiliki keunikan dalam
memperingati tahun baru seperti halnya negara Jepang.
Pembahasan
Tahun baru
(正月 shōgatsu) di Jepang dirayakan tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 3 Januari. Dalam bahasa jepang, kata "shōgatsu" dulunya
dipakai untuk nama bulan pertama dalam setahun, tapi sekarang hanya digunakan
untuk menyebut tiga hari pertama pada awal tahun.
Tanggal 1 Januari adalah hari libur resmi di Jepang, tapi kantor pemerintah dan perusahaan swasta tutup sejak
tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 Desember hingga 3 Januari, kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi.
Sampai
tahun 1970-an, sebagian besar toko di daerah Kanto tutup hingga tanggal 5 Januari atau 7 Januari. Perubahan gaya hidup dan persaingan dari toko yang buka 24 jam membuat
kebiasaan libur berlama-lama ditinggalkan. Mulai tahun 1990-an, hampir semua
mal dan pertokoan hanya tutup tanggal 1 Januari dan mulai buka keesokan harinya
tanggal 2 Januari, tapi biasanya dengan jam buka yang diperpendek. Hari pertama
penjualan barang (hatsu-uri) di pusat pertokoan dimeriahkan dengan
penjualan fukubukuro (kantong keberuntungan). Penjualan barang di semua mal dan pertokoan sudah
normal kembali sekitar tanggal 4 Januari.
Tanggal
1 Januari disebut ganjitsu (元日,
hari pertama), sedangkan pagi hari 1 Januari disebut gantan (元旦, pagi pertama). Perayaan
tahun baru berlangsung selama tiga hari yang disebut sanganichi (三が日, 3 hari). Di Jepang,
penghormatan terhadap arwah leluhur dilakukan sebanyak dua kali. Sewaktu
merayakan tahun baru, arwah leluhur dipercaya datang sebagai Toshigami (年神,
dewa tahun) yang memberi berkah dan kelimpahan sepanjang tahun.
Hari
tanggal 31 Desember atau malam tahun baru disebut omisoka.
Di malam tahun baru, orang Jepang mempunyai tradisi memakan soba yang disebut toshikoshi soba. Menjelang pukul
12 malam, genta yang terdapat di berbagai kuil agama budha di
Jepang dibunyikan. Tradisi memukul genta menjelang pergantian tahun disebut joya
no kane. Genta dibunyikan sebanyak 108 kali sebagai perlambang 108 jenis
nafsu jahat manusia yang harus dihalau.
Hari-hari
pada awal tahun baru ditandai berupa kunjungan pertama ke kuil agama shinto dan budha. Di
depan kuil-kuil besar, selepas pergantian tahun sudah bisa dijumpai kerumunan
orang yang menunggu pintu kuil dibuka. Doa yang disampaikan biasanya berupa
harapan agar sehat dan selamat sepanjang tahun. Osechi adalah sebutan untuk masakan istimewa yang dimakan pada tahun baru. Penutupan
perayaan tahun baru ditandai dengan memakan bubur nanakusa yang dimasak dengan 7 jenis sayuran dan rumput. Bubur ini dimakan tanggal 7
atau 15 Januari agar perut bisa beristirahat setelah dipenuhi makanan tahun
baru.
Acara
menumbuk mochi (mochitsuki)
merupakan salah satu tradisi menjelang tahun baru. Ketan yang sudah ditanak
dimasukkan ke dalam lesung dan ditumbuk dengan alu. Satu orang bertugas menumbuk, sedangkan seorang lagi bertugas membolak-balik
beras ketan dengan tangan yang sudah dibasahi air. Beras ketan ditumbuk hingga
lengket dan membentuk gumpalan besar mochi berwarna putih.
Orang
Jepang mempunyai tradisi berkiriman kartu pos nengajō (年賀状, ucapan tahun baru) yang
tiba persis tanggal 1 Januari. Kartu pos ucapan tahun baru dijamin sampai ke
alamat yang dituju pada tanggal 1 Januari, asalkan dikirim tidak melewati
jangka waktu penerimaan yang ditetapkan kantor pos. Penerimaan kartu pos
biasanya dimulai pertengahan Desember hingga beberapa hari terakhir sebelum
penutupan tahun. Kantor pos membutuhkan pegawai ekstra yang direkrut dari
kalangan pelajar, agar semua kartu pos bisa disampaikan tanggal 1 Januari.
Kartu
pos ucapan tahun baru bisa ditulisi sendiri dengan berbagai pesan dan ucapan.
Gambar binatang atau kalimat ucapan standar bisa ditambahkan dengan menggunakan stempel karet beraneka
warna yang dijual di toko buku atau stempel yang disediakan di kantor pos.
Kartu pos ucapan tahun baru sering digunakan untuk memamerkan kemampuan menulis
indah bagi pengirim yang pandai menulis kaligrafi. Pemilik komputer pribadi bisa menggunakan perangkat
lunak khusus untuk mencetak kartu pos.
Berbagai
ucapan selamat tahun baru yang umum:
- Kotoshi mo yoroshiku onegai shimasu (今年もよろしくお願いします)
- Akemashite omedetō gozaimasu (あけましておめでとうございます, Selamat tahun baru)
- Kin-ga shinnen (謹賀新年, Mengucapkan tahun baru)
Orang Jepang mempunyai tradisi memberikan angpao yang
dikenal dengan sebutan otoshidama
(お年玉).
Sewaktu memberikan otoshidama untuk anak-anak, sejumlah uang kertas yang masih
baru atau uang logam dimasukkan ke amplop kecil bernama pochibukuro (otoshidama-bukuro)
yang berhiaskan aneka gambar kesukaan anak-anak.
Tahun baru juga dirayakan dengan berbagai
permainan, seperti: permainan fukuwarai (meletakkan gambar bagian-bagian wajah, seperti hidung, alis mata, dan mulut
pada tempat yang tepat dengan mata tertutup), hanetsuki (bulu tangkis tradisional), menaikkan layang - layang (takoage), gasing (koma), bermain dadu (sugoroku), dan
permainan memungut kartu yang disebut karuta.
Kesimpulan
Tahun baru adalah suatu
perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai
dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Dengan
berbagai macam kebudayaan yang sangat beragam setiap negara memiliki cara
merayakan tahun baru yang berbeda – beda. Seperti di Negara Jepang yang
merayakan tahun baru seperti dengan berdoa di kuil, membuat kue mochi, mengirim
kartu pos ucapan tahun baru, dan lain – lain. Semua itu merupakan wujud dari
rasa syukur atas suka cita yang terjadi pada satu tahun sebelumnya dan
pengharapan agar satu tahun ke depan akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Sumber :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOvlwLPFPjj_R2J65Z_ELIjbDFEhaK0Z9oln0qXMyHagI4N5-JE3pxOp7_Tszy-hwA56bK9eabDMnQ6eUWzp0rEB3B47PjgOv_kp3oVobKjx89KAoml5kmFr_AR9dk3sYbBI01cXBqidKB/s1600/shogatsu.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_baru
Good
ReplyDelete