Ryu's Said

Wellcome to my Blog, please enjoy and coment

Wednesday, January 23, 2013

Adolf Hitler Dan Kepemimpinannya

Pendahuluan

Adolf Hitler lahir tanggal 20 April 1889 di Gasthof zum Pommer, sebuah penginapan di Salzburger Vorstadt 15, Braunau Am Inn, Austria. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya. Di tahun 1919, dia bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, dan segera partai ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman (diringkas Nazi). Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa saingan yang dalam julukan Jerman disebut "Fuehrer".
Di tahun 1928 partai Nazi masih merupakan partai kecil. Tetapi, depressi besar-besaran membikin rakyat tidak puas dengan partai-partai politik yang besar dan sudah mapan. Dalam keadaan seperti ini partai Nazi menjadi semakin kuat, dan di bulan Januari 1933, tatkala umurnya empat puluh empat tahun, Hitler menjadi Kanselir Jerman.. Dengan jabatan itu, Hitler dengan cepat dan cekatan membentuk kediktatoran dengan menggunakan aparat pemerintah melabrak semua golongan oposisi. Perlu dicamkan, proses ini bukanlah lewat erosi kebebasan sipil dan hak-hak pertahankan diri terhadap tuduhan-tuduhan kriminal, tetapi digarap dengan sabetan kilat dan sering sekali partai Nazi tidak ambil pusing dengan prosedur pengajuan di pengadilan sama sekali.
Banyak lawan-lawan politik dibunuh langsung di tempat. Meski begitu, sebelum pecah Perang Dunia ke-2, Hitler meraih dukungan sebagian terbesar penduduk Jerman karena dia berhasil menekan jumlah pengangguran dan melakukan perbaikan-perbaikan ekonomi.

PEMBAHASAN

Mungkin tak ada tokoh dalam sejarah yang punya pengaruh begitu besar terhadap generasinya ketimbang Adolf Hitler. Di samping puluhan juta orang yang mati dalam peperangan yang dia biang keladinya, atau mereka yang mati di kamp konsentrasi, masih berjuta juta orang terlunta-lunta tanpa tempat bernaung atau yang hidupnya berantakan akibat perang.
Keberhasilan Adolf Hitler dapat terlihat dari perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Perilaku kepemimpinannya tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, ataupun dari cara menegakkan disiplin. Adolf Hitler menjadi pemimpin yang berhasil pada masanya walaupun dia oleh dunia luas dianggap manusia yang paling jahanam sepanjang sejarah.
         Hitler, sebagai seorang pemimpin, memiliki kemampuan yang menakjubkan dalam mempengaruhi orang lain melalui orasinya. Keahlian berorasi itulah yang membuatnya cepat menggandeng banyak pengikut. Melalui orasinya, Hitler berhasil memasukkan ide-idenya mengenai anti Semit, anti Yahudi, anti Komunis, semangat Lebensraum, dan eugenetika kepada rakyat yang kebanyakan kecewa pada kekalahan Jerman di Perang Dunia I.


     Orasi Hitler mempengaruhi pikiran pendengar dan memainkan emosinya. Hal tersebut membuat partai jadi sangat bergantung padanya. Sejak Hitler masuk, keanggotaan partai Buruh awalnya hanya puluhan orang ini, berkembang pesat menjadi ratusan bahkan ribuan orang. Untuk memperbanyak pendukungnya, Hitler sering mengadakan pawai yang diakhiri dengan pidatonya yang penuh nafsu.
          Selain ahli orasi, Hitler juga merupakan ahli strategi. Memanfaatkan kemarahan rakyat terhadap pemerintah karena hiperinflasi dan pendudukan Prancis atas Ruhr, Hitler menggerakkan pemberontakan. Meskipun pemberontakan ini gagal karena media. Hitler juga merekrut orang-orang yang berkompeten dan memiliki pengaruh luas, semacam Ernst Rohm, Hermann Goering, dan Joseph Goebbels. Orang orang tersebut kemudian dijadikan petinggi petinggi partai.
          Hitler menganut gaya kepemimpinan otoriter. gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah.
Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya. Saat Hitler menjadi sebagai pemimpin Jerman, gaya kepemimpinannya berhasil membawa Jerman pada kondisi full employment. Meskipun keadaan tersebut tidak bisa meningkatkan Purchasing Power Parity rakyat.
Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman di bawah kekuasan Adolf Hitler, juga dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Pokok– pokok teori Haushofer ini pada dasarnya menganut teori Kjelen, yaitu sebagai berikut :
1.     Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium maritim untuk menguasai pengawasan dilaut
2.     Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia timur raya.
3.     Geopulitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan ruang hidup (wilayah).
Beberapa kelebihan dari gaya kemeimpinan otoriter selain yang telah disebutkan diatas yaitu pelaksanaan tugas merupakan kegiatan penting sehingga setiap bawahan Hitler melaksanakan tugas dengan maksimal dan pelaksanaan tugas tidak keliru, salah atau menyimpang dari instruksi, semua hal diatur dengan kedisiplinan yang tinggi, dan keputusan dapat diambil dengan cepat karena tidak menggunakan musyawarah atau diskusi.
Beberapa kekurangan dari gaya kepemimpinan otoriter selain yang telah disebutkan diatas yaitu Inisiatif dan kreatifitas orang-orang yang dipimpin dimatikan, karena dipandang akan menyimpang dari instruksi, kurang memperhatikan hubungan manusiawi, kurang mempercayai orang lain, sukar memberikan maaf pada bawahan, pendapat dari bawahan bukan saja dianggap tidak benar, tetapi dinilai tidak perlu dan dianggap menantang atau membangkang, orang-orang yang dipimpin tidak bersatu dan terpecah-pecah dalam kelompok kecil

KESIMPULAN

Keberhasilan Adolf Hitler dapat terlihat dari perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Perilaku kepemimpinannya tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, ataupun dari cara menegakkan disiplin. Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman di bawah kekuasan Adolf Hitler. Pokok– pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut teori Kjelen. Dalam kepemimpinan Hitler terdapat banyak kelebihan dari gaya kepemimpinan yang digunakan namun juga banyak kekurangannya.

Sumber :