Sebelum
kita memembahas apa itu pengambilan keputusan dalam organisasi alangkah baiknya
kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari organisasi dan keputusan itu
sendiri. Organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari seorganisasi
individu yang melalui suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara struktural dan sistematis. Keputusan adalah suatu reaksi terhadap
beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa
kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.
Nah,
sekarang kita sudah tahu apa itu pengertian dari organisasi dan keputusan. Maka
kini saatnya untuk mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan (decision making). Berikut adalah
pengertiannya :
Menurut
Colquitt (2011), "Decision making refers to the process of generating
and choosing from a set of alternatives to solve a problem."
(pengambilan keputusan merujuk ke proses membangkitkan dan memilih dari
seperangkat alternatif untuk memecahkan persoalan).[ Colquitt, Jason A.,
Jefferey A. LePine, & Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior:
Improving Performance and Commitment in the Workplace. Second Edition. New
York: McGraw-Hill/Irwin. Hlm. 259.]
Menurut
Rose, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau
pengambilan keputusan adalah: "Acts of choice between alternative courses
of action designed to produce a specified result, and one made on a review of
relevant information guided by explicit criteria" (tindakan-tindakan
memilih di antara alur-alur tindakan alternatif, yang dirancang untuk
memunculkan hasil tertentu, dan yang dibuat berdasarkan peninjauan terhadap
informasi yang relevan, yang dibimbing oleh kriteria yang eksplisit). [ Teale,
Mark, et.al. 2003. Management Decision making: Towards an Integrative
Approach. Harlow: Pearson Education Limited. Hlm. 6-7.].
Menurut
Shull, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A
conscious and human process, involving both individual and social phenomena,
based upon factual and value premises, which includes a choice of one behavioral
activity from one or more alternatives with the intentional of moving towards
some desired state of affairs" (sebuah proses sadar dan manusiawi,
yang melibatkan fenomena individu dan sosial, berdasarkan pada premis faktual
dan nilai, yang mencakup suatu pilihan aktivitas perilaku dari satu atau lebih
alternatif, dengan niat bergerak ke arah sejumlah keadaan yang didambakan).
Menurut
Harrison, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A moment,
in an ongoing process of evaluating alternatives for meeting an objective, at
which expectations about a particular course of action impel the decision-maker
to select that course of action most likely to result in attaining the
objective" (sebuah momen, dalam suatu proses berkesinambungan
pengevaluasian alternatif-alternatif bagi pencapaian tujuan, di mana
harapan-harapan tentang alur tindakan tertentu mendorong si pengambil keputusan
untuk menyeleksi alur tindakan yang paling memungkinkan menghasilkan tercapainya
tujuan).
Menurut
Mintzberg, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A
commitment to action" (sebuah komitmen bagi tindakan).
Pengertian pengambilan keputusan sudah kita ketahui, sekarang saatnya
kita untuk mengetahui apa saja jenis – jenis dari keputusan organisasi.
Jenis-jenis keputusan organisasi :
1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Intuisi
Keputusan yang diambil
berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena
sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan
keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan
intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan
yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah
yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat
intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit
diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal
ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak
saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang
bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,
keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat
terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Fakta
Ada yang berpendapat
bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang
memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah diorganisasikan secara sistematis
dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan
demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian
dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang
berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan
keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu
sangat sulit.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Pengalaman
Sering kali terjadi
bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus
seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Wewenang
Banyak sekali
keputusan yang diambil karena wewenang (authority)
yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas
dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang
berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut
antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik),
dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent
sifatnya.
Keputusan yang
berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan
dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru
menjadi kabur atau kurang jelas.
Sekarang waktunya
kita mengetahui apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
keputusan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan
menurut Terry, yaitu :
- Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
- Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
- Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
- Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
- Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
- Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
- Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
- Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
- Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
Adapun dalam
pengambilan keputusan organisasi terdapat keunggulan dan kelemahannya sebagai
berikut :
- Keuntungan pengambilan keputusan organisasi
- Organisasi menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap, dengan cara mengumpulkan data dan informasi melalui sejumlah individu sebagai bahan masukan dalam proses pengambilan keputusan.
- Peningkatan keanekaragaman pandangan, dalam rangka membuka peluang untuk lebih banyak pendekatan dan alternatif yang perlu dipertimbangkan. Hal ini dibuktikan bahwa sebuah organisasi hampir selalu akan berkinerja baik dari pada bekerja individu.
- Menghasilkan keputusan bermutu yang lebih tinggi.
- Peluang penerimaan pemecahan masalah berdasarkan keputusan organisasi jauh lebih efektif dari pada pengambilan keputusan secara individu.
- Kelemahan pengambilan keputusan organisasi
- Proses pengambilan keputusan menyita waktu yang panjang
- Ada peluang atau kecenderungan tekanan konformitas dalam organisasi.
- Hasrat dari anggota-anggota organisasi untuk diterima dan dianggap sebagai suatu asset bagi organisasi itu dapat mengakibatkan dihentikannya setiap ketidak sepakatan yang muncul.
- Keputusan organisasi dapat didominasi oleh satu atau beberapa orang. Jika koalisasi dominan ini terdiri atas anggota dengan kemampuan rendah atau sedang maka keefektifan seluruh organisasi akan menderita.
Itulah
yang saya dapat share mengenai
pengambilan keputusan dalam organisasi. Semoga dapat bermanfaat untuk kita
semua.
- Wahjono Sentot, Imam. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010
- Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
- Yamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
- http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2013/03/pengambilan-keputusan-decision-making.html (diakses pada tanggal 2 mei 2013 19.32 WIB)
- http://id.wikipedia.org/wiki/Keputusan (diakses pada tanggal 2 mei 2013 19.32 WIB)
- http://dellafan.pun.bz/definisi-organisasi-adalah.xhtml(diakses pada tanggal 2 mei 2013 19.32 WIB)
No comments:
Post a Comment