Ryu's Said

Wellcome to my Blog, please enjoy and coment

Thursday, May 2, 2013

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Sebelum kita memembahas apa itu pengambilan keputusan dalam organisasi alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari organisasi dan keputusan itu sendiri. Organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari seorganisasi individu yang melalui suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara struktural dan sistematis. Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.

Nah, sekarang kita sudah tahu apa itu pengertian dari organisasi dan keputusan. Maka kini saatnya untuk mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan (decision making). Berikut adalah pengertiannya :

Menurut Colquitt (2011), "Decision making refers to the process of generating and choosing from a set of alternatives to solve a problem." (pengambilan keputusan merujuk ke proses membangkitkan dan memilih dari seperangkat alternatif untuk memecahkan persoalan).[ Colquitt, Jason A., Jefferey A. LePine, & Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. Second Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin. Hlm. 259.]

Menurut Rose, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "Acts of choice between alternative courses of action designed to produce a specified result, and one made on a review of relevant information guided by explicit criteria" (tindakan-tindakan memilih di antara alur-alur tindakan alternatif, yang dirancang untuk memunculkan hasil tertentu, dan yang dibuat berdasarkan peninjauan terhadap informasi yang relevan, yang dibimbing oleh kriteria yang eksplisit). [ Teale, Mark, et.al. 2003. Management Decision making: Towards an Integrative Approach. Harlow: Pearson Education Limited. Hlm. 6-7.].

Menurut Shull, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A conscious and human process, involving both individual and social phenomena, based upon factual and value premises, which includes a choice of one behavioral activity from one or more alternatives with the intentional of moving towards some desired state of affairs" (sebuah proses sadar dan manusiawi, yang melibatkan fenomena individu dan sosial, berdasarkan pada premis faktual dan nilai, yang mencakup suatu pilihan aktivitas perilaku dari satu atau lebih alternatif, dengan niat bergerak ke arah sejumlah keadaan yang didambakan).

Menurut Harrison, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A moment, in an ongoing process of evaluating alternatives for meeting an objective, at which expectations about a particular course of action impel the decision-maker to select that course of action most likely to result in attaining the objective" (sebuah momen, dalam suatu proses berkesinambungan pengevaluasian alternatif-alternatif bagi pencapaian tujuan, di mana harapan-harapan tentang alur tindakan tertentu mendorong si pengambil keputusan untuk menyeleksi alur tindakan yang paling memungkinkan menghasilkan tercapainya tujuan).

Menurut Mintzberg, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A commitment to action" (sebuah komitmen bagi tindakan).

Pengertian pengambilan keputusan sudah kita ketahui, sekarang saatnya kita untuk mengetahui apa saja jenis – jenis dari keputusan organisasi. Jenis-jenis keputusan organisasi :
1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1.    Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2.    Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

2. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah diorganisasikan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

Sekarang waktunya kita mengetahui apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
  1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
  2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
  3. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
  4. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
  5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
  6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
  7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
  8. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
  9. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
Adapun dalam pengambilan keputusan organisasi terdapat keunggulan dan kelemahannya sebagai berikut :
  1. Keuntungan pengambilan keputusan organisasi
  1. Organisasi menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap, dengan cara mengumpulkan data dan informasi melalui sejumlah individu sebagai bahan masukan dalam proses pengambilan keputusan.
  2. Peningkatan keanekaragaman pandangan, dalam rangka membuka peluang untuk lebih banyak pendekatan dan alternatif yang perlu dipertimbangkan. Hal ini dibuktikan bahwa sebuah organisasi hampir selalu akan berkinerja baik dari pada bekerja individu.
  3. Menghasilkan keputusan bermutu yang lebih tinggi.
  4. Peluang penerimaan pemecahan masalah berdasarkan keputusan organisasi jauh lebih efektif dari pada pengambilan keputusan secara individu.
  1. Kelemahan pengambilan keputusan organisasi
  1. Proses pengambilan keputusan menyita waktu yang panjang
  2. Ada peluang atau kecenderungan tekanan konformitas dalam organisasi.
  3. Hasrat dari anggota-anggota organisasi untuk diterima dan dianggap sebagai suatu asset bagi organisasi itu dapat mengakibatkan dihentikannya setiap ketidak sepakatan yang muncul.
  4. Keputusan organisasi dapat didominasi oleh satu atau beberapa orang. Jika koalisasi dominan ini terdiri atas anggota dengan kemampuan rendah atau sedang maka keefektifan seluruh organisasi akan menderita.
Itulah yang saya dapat share mengenai pengambilan keputusan dalam organisasi. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Sumber :

No comments:

Post a Comment