Ryu's Said

Wellcome to my Blog, please enjoy and coment

Sunday, January 15, 2012

Perkelahian Antar Pelajar


Perkelahian antar pelajar yang pada umumnya masih remaja merupakan hal yang sangat merugikan dan benar – benar perlu upaya untuk mencari jalan keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi. Perkembangan teknologi yang semakin berkembang dan dapat digunakan dengan mudah dan terpusat pada kota-kota besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja kota.
Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dilihat dari segi iternal remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi dengan situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya perbedaan / keanekaragaman kultur budaya, tingkat ekonomi, segi pandang  dari lingkungan yang beragam. Situasi ini dapat menimbulkan tekanan pada setiap orang.
Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya.
Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau melakukan kekerasan yang sama. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, banyak anak akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
Faktor Sekolah. Sekolah adalah tempat dimana para pelajar mendapatkan berbagai ilmu dan pengetahuan, baik dari guru maupun dari teman di lingkungan sekolah tersebut. Walaupun tujuan utama sekolah yaitu untuk membuat para pelajar mendapatkan ilmu pengetahuan akademis yang baik dan maksimal tetapi sekolah pun harus mengajarkan pelajaran moral atau ilmu sosial karena mereka nantinya akan terjun ke masyarakat yang sebenarnya. Sehingga ketika mereka berada di lingkungan masyarakat mereka dapat beradaptasi dengan baik dan bisa menyelasaikan masalah dengan cara yang baik dan tidak merugikan diri sendiri dan pihak lain.
Faktor  lingkungan. Lingkungan yang tidak menerima eksistensi para remaja juga menjadi salah satu faktor pemicu seorang pelajar atau remaja melakukan perbuatan-perbuatan anarki. Padahal pada usia remaja tersebut remaja masih dalam taraf pencarian jati diri, dan dibutuhkan sekali dukungan dan partisipasi warga masyarakat dilingkungan sekitar mereka berada. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya mengadakan wadah organisasi pemuda, memberikan apresiasi terhadap remaja yang berprestasi, melibatkan remaja dalam berbagai kegiatan kemsyarakatan sampai dengan memberikan tanggung jawab yang lebih untuk menjadi panitia sebuah kegiatan yang diadakan oleh masyarakat. Hal-hal tersebut mungkin bisa diharapkan untuk meminimalisasi remaja untuk mencari kegiatan-kegiatan negative di luar lingkungan mereka atau dengan kata lain untuk meminimalisasi tawuran pelajar.
Sumber :

No comments:

Post a Comment